Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2016

Mengenalmu Adalah Sebuah Anugerah

Mengenalmu adalah sebuah anugerah, tanpa ku sadari Aku hanyut dalam perasaan aneh yg kini hinggap di hatiku, perasaan yg tak pernah ku sangka-sangka kini hadir menemani hari-hariku. Awalnya biasa, Kita memang berteman dekat tapi entah mengapa semenjak perpisahan tiga bulan terakhir yang lalu Aku mulai merasakan bagaimana rasanya menahan rindu yang begitu beratnya. Ya Aku rindu, rindu rasanya melihat tawamu, rindu melihat candamu, bahkan Aku rindu melihat ekspresi wajahmu ketika sedang marah denganku. Jujur, Aku pernah menyimpan fotomu di awal semester satu, Aku pernah menyukaimu kala itu. Aku juga adalah satu-satunya orang yang memilihmu menjadi ketua kelas diawal pertama masuk kuliah. Karena dulu Aku pernah menyukaimu. Tapi tenang saja, selama dua tahun belakangan ini Aku benar-benar mengontrol perasaanku terhadapmu. Sampai suatu waktu Aku bener-benar tidak bisa mengontrol perasaan ini. Meskipun Aku sudah mencoba berusaha keras untuk menetralkan perasaan ini tapi tetap saja ada namam

Aku Gila Karenanya

Katanya cinta datang karena terbiasa. Terbiasa melihat senyumnya, tawanya, tingkah lakunya. Ada juga yang mengatakan bahwa cinta itu datang tanpa terduga. Kata orang kita akan menjadi buta seketika, bagi dia yang sedang merasakan nikmatnya penganugerahan terindah yang satu ini. Katanya ia akan tersenyum-senyum sendiri bahkan tertawa sendiri ketika membaca isi chat BBM-nya dengan si doi, yang lebih gila lagi adalah berbicara sendiri dengan benda yang ada di sekelilingnya. Sama seperti hal nya dengan apa yang kini ku rasakan, sejak pertemuan di depan mini market itu Aku selalu tersenyum sumringah tanpa henti, membayangkan wajahnya yang sedikit mirip Albert Enstein. Dan entah mengapa selalu saja ku sebut namanya di setiap topik pembicaraan, dan Aku selalu tersenyum bahkan tertawa terbahak-bahak bila semua orang berbicara tentangnya. Dan yang lebih gilanya lagi Aku sempat membayangkan suatu saat nanti kita menikah dan hidup bersama, punya anak, Aku jadi Ibu dan Kau jadi Ayahnya.

Bersama Mereka Di Awal Tahun 2016

Sebelumnya ku ucapkan ' Selamat Tahun Baru 2016 '. Malam ini berbeda dengan biasanya, Untuk pertama kalinya aku merasakan bagaimana sejuknya udara di pantai, mendengar gemuruh ombak di pagi hari, melihat cahaya kecil di ujung samudera, dan kadang ku dengar semilir angin. Meski langit tak berbintang, bahkan terkadang cahaya rembulan meredup tertutup awan. Bermodal mobil tua dengan kaca jendela yang sedikit sulit di tutup. Tawaku lepas bersama mereka. Ada sedikit musibah menimpa mobil kami kala itu, tapi hanya tawa yang ada. Sesederhana itukah hidup? Kami tak punya terompet, apalagi kembang api yg bila dibandingkan harganya dengan jatah makan sehari-hari kami tak akan pernah tercukupi. Hanya bisa menimbrung dengan pengunjung sebelah, sambil duduk-duduk santai menikmati semilir angin dengan beralas cover mobil warna abu-abu menjadi sandaran tempat kami melepas lelah. Lagi-lagi hanya ada tawa, bahkan dinginnya udara kala itu tak sempat ku rasakan, terbalut oleh tawa