Sebelumnya ku ucapkan 'Selamat Tahun Baru 2016'.
Malam ini berbeda dengan biasanya,
Untuk pertama kalinya aku merasakan bagaimana sejuknya udara di pantai, mendengar gemuruh ombak di pagi hari, melihat cahaya kecil di ujung samudera, dan kadang ku dengar semilir angin.
Meski langit tak berbintang, bahkan terkadang cahaya rembulan meredup tertutup awan.
Bermodal mobil tua dengan kaca jendela yang sedikit sulit di tutup.
Tawaku lepas bersama mereka.
Ada sedikit musibah menimpa mobil kami kala itu, tapi hanya tawa yang ada.
Sesederhana itukah hidup?
Kami tak punya terompet, apalagi kembang api yg bila dibandingkan harganya dengan jatah makan sehari-hari kami tak akan pernah tercukupi. Hanya bisa menimbrung dengan pengunjung sebelah, sambil duduk-duduk santai menikmati semilir angin dengan beralas cover mobil warna abu-abu menjadi sandaran tempat kami melepas lelah. Lagi-lagi hanya ada tawa, bahkan dinginnya udara kala itu tak sempat ku rasakan, terbalut oleh tawa yang begitu riang, lepas dan tanpa di buat-buat.
Tak ada ikan atau jagung yg siap di panggang dengan bara api, yang ada hanya secangkir kopi dan satu bungkus mie instan, lagi-lagi hanya ada tawa yang tercipta. Sesederhana itukah hidup?
Sepertinya Aku akan awet muda jika setiap hari-hariku di isi bersama kalian,
terimakasih kalian yang telah mengajarkanku bagaimana cara menikmati hidup, terimakasih kalian yang telah mengajarkanku untuk tak lupa bagaimana caranya menjadi manusia, terimakasih kalian keluarga baruku, HMTBTR.
Untuk pertama kalinya aku merasakan bagaimana sejuknya udara di pantai, mendengar gemuruh ombak di pagi hari, melihat cahaya kecil di ujung samudera, dan kadang ku dengar semilir angin.
Meski langit tak berbintang, bahkan terkadang cahaya rembulan meredup tertutup awan.
Bermodal mobil tua dengan kaca jendela yang sedikit sulit di tutup.
Tawaku lepas bersama mereka.
Ada sedikit musibah menimpa mobil kami kala itu, tapi hanya tawa yang ada.
Sesederhana itukah hidup?
Kami tak punya terompet, apalagi kembang api yg bila dibandingkan harganya dengan jatah makan sehari-hari kami tak akan pernah tercukupi. Hanya bisa menimbrung dengan pengunjung sebelah, sambil duduk-duduk santai menikmati semilir angin dengan beralas cover mobil warna abu-abu menjadi sandaran tempat kami melepas lelah. Lagi-lagi hanya ada tawa, bahkan dinginnya udara kala itu tak sempat ku rasakan, terbalut oleh tawa yang begitu riang, lepas dan tanpa di buat-buat.
Tak ada ikan atau jagung yg siap di panggang dengan bara api, yang ada hanya secangkir kopi dan satu bungkus mie instan, lagi-lagi hanya ada tawa yang tercipta. Sesederhana itukah hidup?
Sepertinya Aku akan awet muda jika setiap hari-hariku di isi bersama kalian,
terimakasih kalian yang telah mengajarkanku bagaimana cara menikmati hidup, terimakasih kalian yang telah mengajarkanku untuk tak lupa bagaimana caranya menjadi manusia, terimakasih kalian keluarga baruku, HMTBTR.
Di bibir pantai tak berpasir
Anyer, 1 januari 2016 (04.20)
Anyer, 1 januari 2016 (04.20)
Komentar